cerita Saya yang ketiga

Saya kali ini merasa benar-benar sendiri.

"Kalau rindu, coba Dia di contact dong, Saya," Ibu Saya berujar melihat kegelisahan Saya.
"Kata siapa Saya rindu?"
Ibu Saya tersenyum, mengangguk pelan, mencoba mengerti mengapa Saya seharian nampak sangat gelisah mengingat salah satu teman Saya tadi pagi memberi tahu bahwa Dia telah pergi.

Saya kemudian beranjak ke kamar Saya. Tempat dimana Saya bisa bebas mengekspresikan emosi yang bergejolak di hati Saya, di pikiran Saya.

Saya menangis tersedu-sedu.

Saya mengaku kalah.

Kali ini, Saya benar-benar kalah.


---


Azan subuh dari masjid dekat rumah si Saya berkumandang.
"Aneh."
Kemudian si Saya beranjak dari kasurnya.