hari kasih sayang, katanya

Bagi gue, setiap hari sama spesialnya atau sama biasanya, it depends on you. Date is just a number, the one who face it, decides.

Akhirnya, gue melakukan suatu hal yang cukup penting, menurut gue, di liburan kali ini.

Sebagai salah satu member club CARES di kampus gue (LSPR CARES merupakan suatu club-atau yang biasa dikenal UKM-di LSPR yang bergerak di bidang sosial), gue hari ini mengikuti acara yang bertajuk (((bertajuk))) L.O.V.E - Living to Share Happiness with Love, a Love to Build a Dream On. Maksud dari acara ini adalah berbagi kasih sayang di hari spesial untuk adik-adik kita di Rumah Kita yang didirikan oleh YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) yang berada di Jakarta.



Banyak, banyak sekali, pelajaran dan kenang-kenangan yang bisa gue ambil dari acara ini. Acaranya simple dan sederhana, intinya, kita ingin membuat mereka merasa sedikit terhibur. Bukan, bukan karena kita merasa lebih hebat, lebih kuat, lebih sehat (abaikan statistik dulu ya?) daripada anak-anak di Rumah Kita ini, tapi karena we would really like them to know they are all loved, so all the things we brought to them earlier today, those lil' happiness might encourage them to keep their spirit on to living their life to the fullest, happily.

Pertama-tama kita diperkenalkan dengan YKAKI itu sendiri, tentang Rumah Kita dan tentang Sekolah-ku yaitu sekolah untuk anak-anak yang terkena kanker agar bisa tetap belajar seperti anak-anak lain pada umumnya. Rumah Kita sendiri merupakan rumah singgah bagi mereka yang ingin berobat di Jakarta dari luar daerah, di rumah ini terdiri dari beberapa kamar yang membuat 6, 9 atau 12 tempat tidur untuk anak-anak yang terkena kanker dan orang tua masing-masing.

Selanjutnya, anak-anak tersebut mulai turun, berdatangan ke hall Rumah Kita dan lanjut kita bernyanyi bersama-sama. Gue yang emang pada dasarnya sangat cengeng dan gampang tersentuh, langsung berkaca-kaca. They sang happily, padahal anak sekecil mereka harus menanggung penyakit seberat itu.

Adik-adik ngumpul di hall Rumah Kita

Setelah bernyanyi-nyanyi, ada beberapa games untuk mereka, yang tujuannya tentu seperti yang udah gue bilang sebelumnya, ngehibur mereka. Gue bisa ngeliat mereka tertawa lepas ngeliat temannya memeragakan gaya untuk ditebak. Ada yang marah juga karena kakak pembina di tim lawan ngebantuin diem-diem, hehehehe. Tapi mereka semua kawan! Keliatan banget, semuanya saling sayang satu sama lain, saling support, saling membantu dan akrab banget :)

Gue sempet manggil satu anak disitu untuk duduk dipangkuan gue, namanya Romansyah, kelas TK 0 Besar, waktu gue tanya cita-citanya apa, dia bilang "Aku mau jadi petugas pemadam kebakaran." Gue tanya kenapa, kata dia "Biar keren." :)) seneng banget bisa berinteraksi sama mereka, Romansyah juga cerita kalau dulu dia pernah ngga bisa jalan, rambutnya botak dan bulu di tangan dan kakinya rontok habis di kemo, dia nyeritain kayak gitu santai aja, gue yang diceritain udah berkaca-kaca. Ngeliat Romansyah tadi sore udah bisa lari-lari (dia yang paling aktif!) dan rambutnya sudah numbuh lagi, cuman bisa membuat gue bilang "Alhamdulillah. Semoga dia tetap sehat." dalam hati.

Foto sama Romansyah! Yang paling aktif! :)

Setelah itu, ada acara yang kita namain Menggambar Cita-Cita, kita percaya, mereka semua mampu menggapai cita-cita mereka yang tadi udah mereka gambar. Ada yang pengen jadi dokter, polisi, pemadam kebakaran, model, dll. Ini sebagian foto-fotonya.

Gambar cita-cita dibantu kakak-kakak dari LSPR CARES.

Akbar, mau jadi polisi.

Setiap anak, tanpa terkecuali, berhak memiliki cita-cita.

Siti, mau jadi dokter, katanya. :))

Yoan, waktu ditanya kenapa mau jadi model, dia jawab,
"Aku senang difoto."

Acara ditutup dengan sebuah nyanyian yang mereka bilang "mars" untuk mereka, Jangan Menyerah - D'Massiv, ngga pernah gue nyanyi atau dengar lagu ini semerinding itu. Mereka nyanyi, orang tua mereka nyanyi, gue berkaca-kaca. They seems tough, even when I know mereka bisa aja menyerah. Tadi gue sedikit bercakap-cakap sama salah satu orang tua dari anak-anak itu, beliau bilang "Dari Amanda, Siti dan Aditya, Aditya yang paling lemah. Harapan hidupnya hanya 40%. Tapi itu kata dokter kan ya, Mbak? Saya percaya ada kuasa dari Sang Pencipta." gue mengangguk, mengiyakan, berdoa untuk Aditya, Amanda, Siti, Yoan, Akbar, Romansyah, Ibnu, Adnan dan semua anak-anak kuat yang ada di Rumah Kita tadi.

Aditya dan Amanda. Cepat sembuh, sayang :)


LSPR CARES members and officers with Adik-adik Rumah Kita!




"Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa.."

Selalu bersyukur. Selalu bersyukur. Selalu bersyukur.